4/28/2007

Kunjungan ke ESQ Cabang Surabaya

Pada tanggal 26 April 2007, kami bersempatan bertemu dengan mas Fajar koordinator kantor cabang ESQ Surabaya. Pria lajang humoris yang sangat lincah dan bersemangat ini menyambut kami dengan hangat dan kamipun saling berbagi pengalaman seputar ESQ.



Kami juga bertemu dengan beberapa alumni dari Surabaya yaitu mas Triton, mas Ragil, mas Yusnizar dan mas Ali. Ada juga alumni yang berasal dari luar kota seperti mas Andi (Bandung), mas Joko & mas Mustofa (Semarang). Suasana akrab langsung menyelimuti pertemuan kami, seakan kami seperti saudara yang sudah lama tak jumpa, Subhannallah.

Terima kasih kepada mas Fajar dan rekan-rekan kantor cabang ESQ Surabaya yang telah menyambut kami dengan hangat, semoga kita akan berjumpa lagi dan berjuang bersama menyebarkan nilai-nilai 165.

4/23/2007

Liputan Training Mission Statement ke-2

Bertepatan dengan Hari Kartini, untuk kedua kalinya, pada 21 April, diselenggarakan training ESQ tingkat madya, Mission Statement (MS). Digelar di Hotel Nikko, acara itu diikuti 382 peserta, termasuk Ny Murniati Widodo AS. Korwil ESQ Kaltim Ny Kiky Zarkiyah, Snada, 11 peserta dari Malaysia, Bupati Karimun Yan Indra, Korwil ESQ Jateng Tony, juga beberapa trainer ESQ dan para pimpinan ESQ Leadership Center.

“Luar biasa, menancapkan ke diri kita tentang visi, misi, dan nilai. Selama ini kelupaan, karena kehidupan dunia yang terlalu banyak dan beragam,” ujar Lukman dari kelompok musik Snada. Bahkan, pencipta lagu Demi Matahari itu terinspirasi untuk menulis lagu tentang MS.

Novianto, peserta dari Belanda, merasakan pencerahan. “Dalam hidup, yang paling penting, yang mengarahkan, bermula dari visi. Istilah Baratnya, ‘dreams.’ Rata-rata, kalau ditanya, tidak jelas apa visi kita, karena tak pernah dipikirkan. Kini, kita diingatkan kembali, bahkan yang sudah punya dreams sekali pun, mungkin belum seimbang dunia-akhirat,” kata Sekretaris Korwil Belanda itu.

Pelatihan ESQ tingkat lanjut itu memang berbeda. Dengan permainan multimedia, bahkan 3D, dan porsi interaksi dengan peserta yang lebih besar, termasuk menulis. Ary Ginanjar menyebutnya: Experiental Learning atau Active Learning. Metode itu membuat peserta berpikir dan memaknai cerita dan kasus yang disajikan. Sebuah metode yang juga diajarkan oleh Nabi Ibrahim as, Musa as, dan Muhammad SAW.

"Ketika kita menulis tentang visi, ternyata kita menulis dengan air mata,” ungkap Lukman. “Ternyata, selama ini kita lupa. Misalnya, visi ‘membawa keluarga untuk bahagia dunia akhirat’. Saya akan bingkai tulisan saya dengan pigura yang bagus tentang visi itu, agar seluruh anggota keluarga bisa melihatnya berulangkali.”

Menulis, metode baru dari ESQ, ternyata ampuh. “Kita jadi lebih mengenal diri kita sendiri melalui menulis dan sharing. Kekurangan-kekurangan kita menjadi sangat terlihat. Selama ini, visi dan misi perusahaan, belum pernah visi dan misi pribadi,” ujar Tony, Korwil ESQ Jawa Tengah.

Iqbal dari Snada juga merasakan keterlibatannya dengan materi yang disajikan. ”Yang diangkat, persoalan hidup yang benar-benar kita alami sendiri, dan dampaknya lebih terasa,” tuturnya.

Ahmad Ikram, Periset Senior Pejabat Menteri Besar Trengganu Malaysia mengatakan, metode itu tepat. “Seharusnya memang begitu. Peringkat intermediate memang perlu respons lebih dari peserta. Dan juga lebih akademis. Dan ini bagus,” katanya.

Pelatihan baru itu menjawab pertanyaan para alumni tentang lanjutan dan pendalaman dari materi ESQ. Tidak sedikit dari mereka yang menanti-nanti produk training baru dari ESQ. “Banyak pertanyaan dari teman-teman di Belanda, seperti John Koeman, tentang kelanjutannya. Sebagai sekretaris Korwil, saya tidak berkompeten menjawab saat itu. Tak sampai setahun, ternyata dirilis produk baru,” kata Novianto

Sampai jumpa pada MS angkatan ke-3. Dan nantikan produk baru ESQ: Character Building. (EKKY IMANJAYA)

Sumber : Koran Republika