1/04/2007

Dari Pelatihan ESQ for Kid (Tabloid Nova)

SEOLAH MENJADI MANUSIA BARU

Bisa membayangkan sejumlah anak usia SD menangis bersama hanya gara-gara karena diajak berjalan-jalan? Di pelatihan ESQ, hal itu bisa terjadi. Pelatihan apa sih?

Sebuah layar ukuran 3x4 meter persegi dengan sound sound system 10.000 watt, menayangkan secara detail tatanan tata surya, galaksi, cluster galaksi, serta jagat raya. Tayangan itu juga menceritakan lengkap dengan fungsi dan segala keteraturannya. Sekitar 65 anak menyaksikan struktur jagat raya, serta proses penciptaannya yang luar biasa lewat Petualangan Angkasa di bawah bimbingan Dwi Astutik yang menjadi pelatih (mereka biasa menggunakan istilah trainer).

Tiba-tiba saja anak-anak yang masih polos itu sadar, manusia hanya bagian amat sangat kecil dari sebuah alam raya yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Besar. Tak bisa ditahan, mereka tak kuasa menahan jatuhnya air mata. Demikian pemandangan yang terlihat saat anak-anak jalan-jalan ke ruang angkasa yang menjadi bagian pelatihan ESQ for Kids angkatan ke-9, Sabtu (16/10) silam.



Mengajak anak-anak berjalan-jalan ke luar angkasa adalah satu dari serangkaian program ESQ for Kids yang digelar ESQ Leadership Center, yaitu sebuah lembaga pelatihan kepemimpinan dan pengembangan yang didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian. Lembaga ini bertujuan membentuk karakter tangguh, lewat cara memadukan konsep Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ).

Semua materi diberikan dalam bentuk permainan, drama, lagu, dan quiz, sehingga menarik minat anak-anak. Untuk menerangkan apa itu ESQ, misalnya, Dwi yang dibantu oleh empat orang pendamping menggunakan cerita bersosok bernama Ipunk, Erik, serta Sandy (melambangkan IQ, EQ, serta SQ) yang divisualkan di layar. "Kalau dimisalkan, IQ dilambangkan seperti badan kita, EQ seperti perasaan kita, sedangkan SQ seperti lilin/lentera," papar Dwi.

DIIRINGI LAGU PETERPAN
Pelatihan ESQ for Kids angkatan kesembilan ini untuk pertama kalinya digelar pada bulan puasa. Dimulai pada pukul 08.00, anak-anak yang seluruhnya dengan kesadaran sendiri ingin tetap berpuasa itu menjalani pelatihan hingga pukul 17.00. Semua mengikuti materi dengan antusias. Terlebih para anak ini juga dibanjiri hadiah. Tidak ada sistem reward and punishment, karena semua anak akan mendapat hadiah.

Setiap memasuki materi baru, untuk membangun semangat, para bocah diajak senam bersama-sama. Lagu pengiring senamnya sengaja dipilih yang dekat dengan keseharian mereka. Alhasil, jadilah lagu-lagu dari kelompok musik Peterpan, Sheila on 7, atau Project Pop mengiringi senam pembangkit semangat.

Selama pelatihan berlangsung, para peserta dilarang didampingi oleh orang tua. "Menurut pengalaman, jika orang tua ikut hadir di dalam ruangan, anak-anak itu tidak lepas bereskpresi. Mereka seperti jadi jaim, alias menjaga perilaku," urai Dining. Itu sebabnya, umur peserta dibatasi hanya untuk anak yang sudah bisa mandiri, tidak tergantung pada orang tua.

Ketika masuk ke materi pelatihan, semua peserta duduk lesehan di atas karpet. Namanya saja anak-anak, ada saja satu atau dua anak yang duduk seenaknya, tak bisa diam, bahkan sambil tiduran. "Itu biasa. Cara anak-anak mendengarkan ya seperti itu. Ada yang sambil sesekali bangkit dan lari-lari keliling ruangan, atau iseng menggoda temannya. Itu wajar saja, kok," lanjut Dining maklum.

Selain didampingi seorang trainer dan tiga pendamping, para peserta bocah juga ditemani oleh para alumni ESQ yang dengan sukarela menjadi "seksi sibuk" sebagai panitia.

Selanjutnya...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home